Pages

Sunday, March 7, 2010

hanya sudut pandang Dara


Ann Richards:

I've always said that in politics,

your enemies can't hurt you, but your friends will kill you.


Dara punya seorang teman. Seorang lawan jenis bernama Rian. Mereka telah saling mengenal selama 4 tahun lebih. Seperti layaknya teman, mereka saling bertukar cerita, walaupun (seperti selayaknya wanita,.. ) Dara yang lebih banyak cerita. Rian tahu semua tentang Dara. Sesekali mereka berselisih paham, namun mereka sadar itu adalah hal biasa.

Dara bukanlah siapa-siapa. Hanya seorang kutu buku yang sibuk dengan semua tugasnya. Sedangkan Rian adalah seorang yang aktif dan (ceritanya) berkharisma. Tipe yang disukai wanita, sampai Dara bosan menjawab wanita-wanita yang bercerita dari hati, bertanya bagaimana cara mendekati Rian. Dara juga sering membantu Rian dalam tugas dan seringkali menyalahkan beberapa jawabannya karena Dara tidak mau memberikan nilai yang lebih baik dari tugasnya sendiri.

Rian bisa jadi satu-satunya orang yang tahu cerita sebenarnya tentang Dara. Bagaimana Dara pernah difitnah mengganggu hubungan seorang wanita dengan seorang lelaki pengecut yang tidak pernah jujur pada semua orang bahwa dia pernah memilih Dara. Walaupun Rian tidak pernah juga membela Dara terang-terangan, Dara cukup berterima kasih.

Semua ini sudut pandang Dara..

Dara dan Rian pernah berjalan ke sebuah tujuan, meniti rute yang sama.

tapi Dara dan Rian kini berada di rute yang berbeda,

dengan tembok sebagai pelengkapnya..

Semua berawal dari pertemanan..

yang menghancurkan pertemanan.

Saat ini, Dara sungguh muak mendengar orang menghakimi orang. Mengatakan orang tidaklah berkualitas. Semua berhubungan dengan tren kalimat masa ini yaitu kalimat konsumerisme. Seorang teman memang ada di dalam tren-nya, terlihat jelas, menuliskan kabar-kabar menyenangkan juga membanggakan dirinya.

Tidak ada yang salah.

semua ingin memberikan kabar menarik.

Ingin membagi perasaan bahagia.

tapi itu bagi Dara.

Tidak bagi Rian.

Hal itu menjijikan.

Sombong.

Tidak sepadan dengan kualitas personal.


Rian ibaratnya seorang demonstran garis keras. Demonstran yang seringkali melakukan protes-protes berujung anarkis. Kalimat Rian kini penuh dengan sindiran, penuh kebencian, tampak seperti menanggapi semua dengan negatif. Kalimat-kalimat yang membuat Dara sedih, mengapa sosok Rian bisa seperti ini, menganggap tidak ada yang pantas memiliki hal yang menyenangkan, tidak ada yang berkompeten, tidak ada yang baik.
Dara mempertahankan prinsipnya,
bahwa semua orang berhak melakukan apa saja, mengatakan apa saja, dan direspon apa saja. Dara hanya berharap bahwa saat merespon aktifitas seseorang, dilakukan dengan bijak. Sulit, bahkan Dara sendiri-pun sulit untuk melakukannya. Tapi dirinya sangat kecewa melihat Rian yang dulu dianggapnya lebih dewasa justru sangat tidak bijak. Menyakiti orang lain dengan responnya.
Dara meng-kampanye-kan prinsipnya
Dara berusaha menolong teman yang bingung mengapa kalimatnya selalu menuai sindiran. Memberikannya petunjuk-petunjuk mengenai apa yang terjadi. berusaha memberikan berita dengan saringan seketat yang dia bisa.

tapi kini, Rian menghapus Dara dari hidupnya.

Menghapus semua hubungannya

Mungkin menganggapnya seorang penjilat.

Mungkin menghapus juga sejarah pertemanannya.

Apa yang sedang teradi? Apa yang benar-benar sedang terjadi?

Mengapa Rian begitu marah kepadanya?

Kasus yang serupa kemudian terjadi pada lingkaran yang lain dalam hidup Dara. Membuatnya berfikir keras. Apakah respon seperti Rian adalah respon yang benar? Bukankah hanya membuat pe-respon seperti iri? atau seperti menganggap drinyalah yang pantas memiliki hal yang lebih? Tapi semua merespon seperti Rian. Bukankah suara dari kebanyakan adalah yang lebih baik? Mengapa sangat bertentangan dengan hati Dara?

Sungguh, Dara menyesal semua ini terjadi.

Apakah penilaiannya kepada Rian selama ini salah?

Apakah prinsipnya yang salah?

Mengapa prinsipnya untuk menjaga pertemanan justru menghancurkan pertemanan?

Tapi jika dirinya salah, mengapa prinsip Rian justru menyakiti orang lain?



Semua ini sudut pandang Dara..

Dara dan Rian pernah berjalan ke sebuah tujuan, meniti rute yang sama.

tapi Dara dan Rian kini berada di rute yang berbeda,

dengan tembok sebagai pelengkapnya..

Semua berawal dari pertemanan..

yang menghancurkan pertemanan.